Selasa, 20 Mei 2014

KEUTAMAAN HARI JUM'AT


KEUTAMAAN HARI JUM'AT
Pengantar
       Hari Jumat  adalah hari yang dimuliakan Allah SWT.Jumat dipakai oleh Allah untuk memberi nama salah satu surat dalam al Quran yaitu surat ke-62. Dalam ayat ke-9 disebutkan,
 “Yaa ayyuhal ladziina aamanuu idzaa nudiya lish shalaati min min yaumil jumu’ati fas’au ilaa dzikrillahi wadzarul bai’a dzaalikum khairul lakum inkuntum ta’lamuuna” (=Hai orang-orang yang beriman, jika diundang untuk shalat pada hari Jumat,maka cepat-cepatlah kepada zikir kepada Allah [kegiatan shalat Jumat] dan tinggalkan jual beli,hal itulah yang lebih baik bagi kalian bila kalian mengetahui).
       Nabi SAW  juga memuliakannya dengan  menyebutnya sebagai pemimpin hari-hari dalam seminggu atausayyidul ayyaami. Beliau bersabda pada malam  Jumat.”Inna min afdhali yaumikum yaumul  jumuati” (=Sesungguhnya dari seutama-utama hari kalian adalah hari Jumat).Ada beberapa peristiwa yang terjadi pada hari jum’at ini, antara lain:Allah menciptakan Nabi Adam ‘alaihissallam dan mewafatkannya.Hari Nabi Adam ‘alaihissallam dimasukkan ke dalam surga.Hari Nabi Adam ‘alaihissallam diturunkan dari surga menuju bumi.Hari akan terjadinya kiamat.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamberkata:
“Hari paling baik dimana matahari terbit pada hari itu adalah hari jumat, pada hari itu Adam diciptakan, dan pada hari itu pula Adam dimasukkan ke dalam surga, serta diturunkan dari surga, pada hari itu juga kiamat akan terjadi, pada hari tersebut terdapat suatu waktu dimana tidaklah seorang mukmin shalat menghadap Allah mengharapkan kebaikan kecuali Allah akan mengabulkan permintannya.” (HR. Muslim).
        Dari uraian di atas, dapat ditarik suatu rumusan masalah, apa saja keutamaan hari Jumat? Tulisan ini disajikan untuk memberi penjelasan tentang keutamaan hari Jumat.


Keutamaan Hari Jumat
Banyak keutamaan hari Jumat yang diterangkan dalam al Quran maupun hadits. Di antara keutamaan hari Jum’at adalah hari berkumpulnya umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam masjid-masjid jami’ untuk mengikuti shalat dan sebelumnya mendengarkan dua khutbah Jum’at yang berisi wasiat taqwa dan nasihat-nasihat, serta do’a.Dari Kuzhaifah dan Rabi’i bin Harrasy r.a diceritakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,
 Allah menyesatkan orang-orang sebelum kami pada hari jum’at, Yahudi pada hari sabtu, dan Nasrani pada hari ahad, kemudian Allah mendatangkan kami dan memberi petunjuk pada hari jum’at, mereka umat sebelum kami akan menjadi pengikut pada hari kiamat, kami adalah yang terakhir dari penghuni dunia ini dan yang pertama pada hari kiamat yang akan dihakimi sebelum umat yang lain.” (HR. Muslim dan Ibnu Majah)
        Hari Jumat merupakan hari yang sangat penting karena banyak peristiwa terjadi pada hari tersebut seperti diciptakan Adan a.s. dan diturunkanya dari surga. Dari Abu Lubabah bin Ibnu Mundzir r.a berkata, Rasulullah  SAW  berkata,
 Hari jum’at adalah penghulu hari-hari dan hari yang paling mulia di sisi Allah, hari jum’at ini lebih mulia dari hari raya Idhul Fitri dan Idul Adha di sisi Allah, pada hari jum’at terdapat lima peristiwa, diciptakannya Adam dan diturunkannya ke bumi, pada hari jum’at juga Adam dimatikan, di hari jum’at terdapat waktu yang mana jika seseorang meminta kepada Allah maka akan dikabulkan selama tidak memohon yang haram, dan di hari jum’at pula akan terjadi kiamat, tidaklah seseorang malaikat yang dekat di sisi Allah, di bumi dan di langit kecuali dia dikasihi pada hari jum’at.” (HR. Ahmad)
        Pada hari Jumat terdapat waktu yang mustajab untuk berdoa, yaitu (a) Waktu  dimulai dari duduknya imam sampai pelaksanaan shalat Jum’at.  Dari Abu Burdah bin Abi Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu bahwa ‘Abdullah bin ‘Umarradhiyallahu ‘anhuma berkata padanya, Apakah engkau telah mendengar ayahmu meriwayatkan hadits dari Rasulullah sehubungan dengan waktu ijaabah pada hari jum’at?” Lalu Abu Burdah mengatakan, Aku mendengar Rasulullah bersabda, ‘Yaitu waktu antara duduknya imam sampai shalat dilaksanakan.’ (HR. Muslim). Imam Nawawi rahimahullah menguatkan pendapat di atas. Sedangkan Imam As-Suyuthirahimahullah menentukan waktu yang dimaksud adalah ketika shalat didirikan. (b) Batas akhir dari waktu pelaksanaan shalat Jumat  hingga setelah ‘Ashar .Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,Hari jum’at itu dua belas jam. Tidak ada seorang muslimpun yang memohon sesuatu kepada Allah dalam waktu tersebut melainkan akan dikabulkan oleh Allah. Maka peganglah erat-erat (ingatlah bahwa) akhir dari waktu tersebut jatuh setelahAshar”.
Dosa-dosa orang-orang yang beriman diampuni pada hari Jumat.Salman Al-Farisi radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidaklah seseorang mandi pada hari jum’at dan bersuci semampunya, berminyak dengan minyak, atau mengoleskan minyak wangi dari rumahnya, kemudian keluar (menuju masjid), dan dia tidak memisahkan dua orang (yang sedang duduk berdampingan), kemudian dia mendirikan shalat yang sesuai dengan tuntunannya, lalu diam mendengarkan (dengan seksama) ketika imam berkhutbah melainkan akan diampuni (dosa-dosanya yang terjadi) antara jum’at tersebut dan jum’at berikutnya.”(HR. Bukhari)

Amalan-Amalan yang Disyari’atkan pada Hari Jum’at
       Mengingat banyaknya keutamaan hari Jumat,  Islam memberi rambu-rambu tentang amalan-amalan yang disyariatkan untuk diamalkan oleh umatnya. Amalan-amalan tersebut antara lain:
1.Memperbanyak shalawat
Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamberkata, “Perbanyaklah shalawat kepadaku setiap hari jum’at karena shalawatnya umatku akan dipersembahkan untukku pada hari Jum’at, maka barangsiapa yang paling banyak bershalawat kepadaku, dia akan paling dekat derajatnya denganku.” (HR. Baihaqi dengan sanad shahih)
2. Membaca surat Al Kahfi
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari jum’at akan diberikan cahaya baginya diantara dua jum’at.” (HR. Al Hakim dan Baihaqi dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)
3.Memperbanyak do’a karena ada waktu-waktu istijabah pada hari Jumat. (HR Abu Daud )
4. Amalan-amalan shalat Jum’at(wajib bagi laki-laki)
  • Mandi, bersiwak, dan memakai wangi-wangian.
  • Berpagi-pagi menuju tempat shalat jum’at.
  • Diam mendengarkan khatib berkhutbah.
  • Memakai pakaian yang terbaik.
  • Melakukan shalat sunnah selama imam belum naik ke atas mimbar.
Masih banyak amalan-amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan pada hari Jumat yang menunjukkan betapa besarnya keutamaan hari tersebut.
Penutup
        Akhirnya, jelaslah bagi kita bahwa hari Jumat dimuliakan oleh Allah SWT, Rasulullah SAW, dan orang-orang yang beriman. Oleh karena itulah, hari Jumat merupakan hari yang paling utama dari hari-hari yang lain dalam seminggu.Wallahu a’lam bishshawab.
Daftar Pustaka
Al Quranul Karim
Husain bin Hasan al Fiifii.2002.Yaumul Jumuah: Khashaaish waahkaam.Riyadh: Daaru Ibnul Basyiir.
Muslimah or.id. diunduh tanggal 1 Maret 2014.



Jumat, 31 Januari 2014

PENGAJIAN PADANG REMBULAN



Setiap sebulan sekali Pondok Pesantren Al Adzkar mengadakan Pengajian Akbar setiap tanggal 15. Di meriahkan oleh mubalig dari pondok - pondok terkemuka

Kamis, 30 Januari 2014

MEMBANGUN KARAKTER BANGSA YANG PEKERJA KERAS



Mengapa Bekerja Keras
        Dalam sebuah kisah,Rasulullah SAW pernah lewat di suatu tempat di Thaif dan dilihatnya seorang lelaki tua pemecah batu dengan kulit hitam legam.Beliau SAW mendekatinya lalu menyalaminya sambil mencium tangannya.Para sahabat r.a. terkagum-kagum melihat pemandangan langka tersebut.Mestinya lelaki itu yang mencium tangan Rasul SAW,tapi mengapa kejadiannya berbalik?Ketika ditanya tentang kejadian tersebut,Beliau SAW menyatakan bahwa lelaki tersebut kelak akan menjadi penghuni surga.Subhaanallah.
        Kisah Nabi Daud a.s. yang berprofesi sebagai penambang biji besi dengan ibadah yang luar biasa.Malam harinya digunakan untuk bertahajud kepada Rabbnya.Siangnya digunakan berpuasa sepanjang tahun dengan bersilang,sehari puasa sehari berbuka tanpa melupakan tugasnya sebagai penambang biji besi sehingga sampai saat ini terkenal dengan nama Puasa Daud.Ya,seorang Rasul yang pekerja keras.
          Berkaca pada kisah hidup Rasul SAW yang meniti profesi dengan kerja keras sebagai penggembala kambing,pedagang,lalu pendakwah yang sukses mengembalikan jati diri manusia sehingga risalah Beliau SAW bisa diterima oleh manusia seluruh dunia,bahkan dari kerja kerasnya,seorang orientalis menempatkan Beliau pada nomor wahid dari seratus tokoh berpengaruh sedunia.Dalam dunia perdagangan,Beliau SAW adalah pedagang yang ulung dan jujur sehingga

menarik hati janda kaya raya,Umi Khatijah r.a. untuk dijadikan pemimpin dirinya dunia-akhirat.
        Dari ketiga kisah di atas,terjawab dengan mudah tentang pentingnya bekerja keras.Manusia perlu berja keras kerena para Rasul yang suci saja berkarakter kerja keras.Alasan kedua,Rasulullah SAW sebagai panutan umat seluruh dunia dari masa muda sampai wafatnya senantiasa bekerja keras.Terakhir,kerja keras adalah karakter manusia penghuni surga.
Bekerja Keras Meraih Keberuntungan
        Akhir-akhir ini,sebuah motto yang dinukil dari sabda Nabi Saw “Man jadda wajada” (=Barang siapa bersungguh-sungguh maka akan berhasil) menjadi motivasi bagi semua orang untuk meraih keberhasilan.Semua profesi akan mendatangkan keberkahan jika digeluti dengan sungguh-sungguh dan kerja keras.Dengan demikian,karakter kerja keras mesti dibangun agar menjadi jati diri setiap individu.
        Dalam artikel “Hidup dalam Keberuntungan:Sebuah Refleksi Akhir Tahun”,penulis mencirikan manusia yang beruntung adalah menyempurnakan shalat,bekerja keras,dan banyak berzikir.[1]Bekerja keras berarti bekerja dengan sungguh-sungguh melalui pemikiran logis dan perspektif  disertai langkah-langkah nyata tanpa mengenal putus asa.Semakin banyak rintangan dan hambatan,semakin dewasa pula dalam bertindak.Langkah-langkah pekerja keras tidak akan berhenti sebelum manuai hasil yang direncanakan.
        Sebuah motivasi dari Allah SWT,”Fainnama’al ‘usri yusraan,innama’al’usri yusraan” (=Maka sesungguhnya di balik kesulitan ada kemudahan,sungguh di balik kesulitan ada kemudahan)[2] patut dijadikan pedoman untuk menjadikan manusia berkarakter kerja keras.Untuk bisa bekerja keras diperlukan keuletan.Dalam hal ini Allah Juga berfirman,”Faidzafaraghta fanshab.” (=Maka apabila engkau telah selesai dalam suatu urusan,maka tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain).[3]Ayat tersebut mendorong kita bekerja dan bekerja dengan keras dan ulet.
        Rasul SAW tidak menyukai pemalas yang hanya bergantung kepada orang lain tanpa berikhtiar sendiri.Dalam doa yang diwiridkan bakda ashar dan subuh, Beliau berlindung kepada Rabbnya dari sifat malas tersebut.Petikan dari salah satu doa beliau adalah a’udzubika minalkasli yang berarti aku berlindung kepada Engkau dari sifat malas.Di sinilah,nampak pribadi Rasul SAW yang patut kita teladani agar menjadi umat yang kuat status sosial-ekonominya.Jadi, kerja keras akan manaikkan status sosial –ekonomi umat.
Sejenak Belajar dari Kehidupan Ayam
        Subhaanallah,ayam diciptakan oleh Allah sebagai binatang yang memiliki ‘karakter’ pekerja keras.Mari sejenak kita bertafakur darinya.Pukul 03.00 sudah bangun,bertasbih, dan membangunkan manusia untuk bertahajud dan bermunajad kepada Allah.Begitu hari sudah terang,mereka meninggalkan kandangnya dengan mengajak serta  anak-anaknya yang masih  kecil-kecil untuk mengais rezeki Illahi.Begitu bisa berjalan,anak-anaknya langsung diajarinya bekerja keras.
        Bagaimana halnya dengan kita?Pukul 03.00,kita masih tidur nyenyak.Walaupun hari sudah terang,kita kadang-kadang masih malas keluar rumah.Anak-anak,sering kita manjakan dengan materi tanpa kita didik bagaimana sulitnya mendapatkan uang.Beruntunglah anak yang lahir dan dibesarkan dalam keluarga yang suka bekerja keras.Dari masa mudanya sudah mulai berpikir bagaimana mendapatkan rezeki dengan jalan halal.Selanjutnya,orang tuanya senantiasa membimbingnya untuk berlatih bekerja keras agar mendapatkan apa yang diingininya dengan usaha sendiri.
       Sebuah agenda manis yang diajarkan Allah melalui ayat kauniyyah kehidupan ayam di atas.Pukul 03.00 kita sudah bangun dan bermunajad kepada Allah.Selanjutnya,wirid harian Rasul SAW kita baca yaitu surat al Kahfi,yasin,ar Rahman,al Waqi’ah dan al Mulk.Ketika azan Subuh sudah dikumandangkan,Shalatlah sunah Fajar dua rakaat.[4]Shalat fardhu Subuh dikerjakan dengan cara berjamaah di masjid,berzikir,lalu mulailah dengan aktivitas rutin dengan senantiasa bertawakal kepada Allah.Di sela-sela bekerja,Allah memberi kesempatan untuk berzikir lagi melalui shalat Dhuha.[5]Begitu pula ketika azan Zhuhur dan Ashar berkumandang,tinggalkan aktivitas untuk mendirikan shalat berjamaah di masjid.Jika hal-hal di atas dikerjakan dengan sungguh-sungguh,kita akan hidup dalam keberuntungan dan keberkahan.Insya-Allah.Jelasnya,Islam sangat mendorong untuk bekerja keras. Karena dengan-Nya status sosial ekonomi umat akan terangkat.


[1] Q.S.al Jumuah ayat 10.Artkel tersebut dimuat dalam Buletin ‘Mimbar Al Adzkar’nomor 51/Muharram/1435 H
[2] Q.S.al Insyirah ayat 5-6.
[3] Ibid ayat 7
[4]Dalam sebuah haditsnya,Rasul SAW menyatakan bahwa  pahala shalat Fajar lebih besar dari bumi seisinya.
[5]  Shalat Dhuha adalah shalat sunah yang dikerjakan pada waktu dhuha ( setelah matahari setinggi tiang listrik sampai dengan sebelum matahari tergelincir).

Selasa, 28 Januari 2014

BERSIAP MENJADI TAMU ALLAH


     Bulan Dzul Qa’dah;bersama dengan Syawwal dan Dzul Hijjah;adalah bulan-bulan  haji.Artinya,manasik-manasik haji berlangsung dari bulan Syawwal sampai bulan Dzul Hijah,seperti difirmankan oleh Allah dalam al Quran (al Baqarah:197),”Al hajju asyhurun ma’luumaat” (=Haji adalah bulan-bulan tertentu [yakni sejak 1 Syawwal sampai dengan 13 Dzul Hijjah] ).Dengan demikian,persiapan ibadah haji sudah dimulai sejak bualan syawwal.
     Istilah ‘tamu Allah’ atau dalam bahasa Arab disebut dengan ‘dhuyuufur Rahmaan’untuk menyebut jamaah haji sebagai ‘turis asing’ yang terhormat.Mengapa demikian?Coba renungkan,bagaimana kalau ada tamu negara berkunjung ke Bali?Mereka akan dijamu dengan jamuan istimewa,denngan pelayan yang cantik dan menawan,bukan?Jamaah haji dari seluruh penjuru dunia akan kerkunjung ke Baitullah (=Rumah Allah) dan menjadi tamu Allah Yang Maha Segala-galanya.Untuk benar-benar menjadi tamu Allah,dibutuhkan persiapan dan perbekalan yang menjadi keridhaan Allah,Shahibul Bait.Apa persiapan dan perbekalan yang dimaksud?Tulisan ini akan menguraikannya dengan singkat,yang diawali dengan pembahasan tentang panggilan haji.

Panggilan Haji

     Panggilan haji dimulai dengan perintah Allah dalam al Quran (al Hajj:27),”wa adzdzin finnasi bil hajji” (=Kumandang panggilan kepada manusia untuk melaksanakan haji).Perintah Allah ini
ditujukan kepada Nabi Ibrahim a.s.Ini berarti,panggilan untuk berhaji sudah dikumandangkan sejak zaman Nabi Ibrahim a.s.Sampai sekarang pun,manusia sudah mengetahui tentang panggilan tersebut.Bagaimana manusia menyikapi panggilan tersebut?
     Penulis yakin semua manusia ingin memenuhi panggilan tersebut.Ada yang ingin memenuhinya dan mampu sehingga bisa melaksanakannya.Ada yang ingin memenuhinya dan mampu,tetapi ada aral melintang sehingga belum bisa melaksanakannya.Ada pula yang mampu untuk melaksanakannya,tetapi hasrat untuk berhaji belum tergerak.Begitu pula ada yang berhasrat untuk melaksanakannya.tetapi belum ada kemampuan untuk itu.
     Orang yang sudah mampu melaksanakan dan akan segera memenuhi panggilan Allah ar Rahmaan,senantiasa berkata ,yang disertai kata hati,”Labaikallahummalabaik” (=Kuperkenankan panggilan-Mu ya Allah,kuperkenankan panggilan-Mu).Ucapan ini akan menjadi motivasi bagi calon jamaah haji untuk senantiasa menata niat dan menyempurnakan perbekalannya.
Persiapan Haji
     Sebelum berangkat ke tanah suci,calon jamaah haji hendaknya melakukan persiapan,baik fisik maupun psikhis.Persiapan fisik mencakup ketahanan  dan kesehatan tubuh.Ketahanan dapat diraih dengan berolah raga secara teratur dan dengan makan makanan yang mengandung gizi  seimbang.Kesehatan tubuh dapat dicapai dengan menjaga ketahanan tubuh dan pemeriksaan kesehatan secara berkala.Di samping itu,calon jamaah haji perlu mengikuti penyuluhan kesehatan dari ahli medis terutama tentang persiapan diri untuk menghadapi cuaca ekstrem di tanah suci.
     Persiapan psikhis atau batin dilakukan dengan ,menata ulang niat melaksanakan ibadah haji yaitu niat haji untuk meraih ridha Allah semata,bukan karena motivasi gengsi atau status sosial-ekonomi yang didapat dari manusia lain,sebagaimana perintah Allah (Q.S.al Baqarah:196),”Wa atimmul hajja wal ‘umrah lillahi” (=Dan sempurnakan haji dan umrah karena Allah semata).Banyak godaan yang akan menerpa calon jamaah haji baik berupa sanjungan maupun celaan dari orang lain.Oleh karena itu, calon jamaah haji harus tetap teguh pada pendiriannya bahwa haji dan umrahnya hanya untuk Allah semata.
     Tidak kalah pentingnya dari persiapan batin adalah bertobat sebelum berangkat.Kaitannya dengan dosa kepada Allah,calon jamaah haji harus banyak beristighfar dan menutupi setiap perbuatan buruk sebelumnya dengan banyak berbuat kebaikan seperti banyak bersedekah,banyak berzikir,berdoa,shalat fardhu berjamaah,bertahajud dan minta nasihat dari orang-orang yang shalih.Sehubungan dengan kesalahan kepada manusia,minta maaflah kepada mereka sekaligus minta restu agar niat sucinya dapat terlaksana dengan baik.Persiapan batin yang lain adalah menyelesaikan utang-piutang kepada orang lain dan amanah apa saja yang mesti harus ditata agar tidak mengganggu pikiran,seperti pekerjaan,nafkah keluarga yang ditinggalkannya,atau urusan yang lain.
Perbekalan Haji
     Sebagai tamu Allah,calon jamaah haji harus menyiapkan bekal yang dikehendaki Sang Tuan Rumah,Allah Yang Maha Rahman.Adapun tentang bekal yang dikehendaki-Nya telah dipesankan lewat al Quran (al Baqarah:197),”Watazawwaduu fainna khaira zaadit taqwa” (=Datanglah dengan membawa bekal,maka sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa).Bekal inilah yang akan menentukan pelayanan ‘Tuan Rumah’.Semakin tinggi tingkat takwanya,semakin baik pula pelayanannya.
     Untuk mendapatkan bekal takwa,calon jamaaah haji mengkombinasikan ilmu,iman,dan amal shalih.Ilmu yang didasari dengan iman akan mampu menaikkan grade manusia di hadapan Allah,seperti telah difirmankan oleh Allah (al Mujadalah:11),”Yarfa’illahulladziina amanuu minkum walladziina utul ‘ilma darajaatin” (=Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat).Ilmu di sini kaitannya dengan manasik hajinya ,seperti syarat,rukun,wajib,atau sunah-sunah haji serta larangan-larangan haji.Dengan ilmu,calon jamaah haji akan lebih takut kepada Allah,seperti firman Allah (Q.S. Fatir:28),”Innamaa Yakhsyallaha min ‘ibadihil ‘ulamaau” (=Sesungguhnya di antara hamba-hamba-Nya yang paling takut kepada Allah hanyalah ulama).
     Orang yang beriman dan beramal shalih senantiasa diberi kabar gembira oleh Allah berupa surga.Bukankah upah yang akan diraih oleh calon jamaah haji dengan haji mabrurnya adalah surga?Perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan oleh jamaah haji,baik dalam persiapan,pelaksanaan,maupaun pascahajinya,dengan dasar ilmu dan iman akan diberi pahala yang besar dan ampunan dari Allah.Itulah bekal minimal ,di samping bekal-bekal lain yang harus dibawa calon jamaah haji agar bisa mendapatkan pelayanan prima dari Allah selama menjadi tamu-Nya.
Epilog
     Untuk menjadi tamu Allah yang akan mendapatkan pelayanan yang prima,calon jamaah haji harus melaksanakan persiapan yang matang dan dengan bekal yang sempurna.Persiapan yang palin utama adalah penataan niat untuk meraih ridha Allah.Bekal bagi calon jamaah haji yang paling vital adalah bekal takwa.wallahu a’lam bisha shawab.