Bulan Dzul
Qa’dah;bersama dengan Syawwal dan Dzul Hijjah;adalah bulan-bulan haji.Artinya,manasik-manasik haji berlangsung
dari bulan Syawwal sampai bulan Dzul Hijah,seperti difirmankan oleh Allah dalam
al Quran (al Baqarah:197),”Al hajju
asyhurun ma’luumaat” (=Haji adalah bulan-bulan tertentu [yakni sejak 1
Syawwal sampai dengan 13 Dzul Hijjah] ).Dengan demikian,persiapan ibadah haji
sudah dimulai sejak bualan syawwal.
Istilah ‘tamu Allah’ atau dalam bahasa
Arab disebut dengan ‘dhuyuufur Rahmaan’untuk menyebut jamaah haji sebagai
‘turis asing’ yang terhormat.Mengapa demikian?Coba renungkan,bagaimana kalau ada tamu negara berkunjung
ke Bali?Mereka akan dijamu dengan jamuan istimewa,denngan pelayan yang
cantik dan menawan,bukan?Jamaah haji dari seluruh penjuru dunia akan kerkunjung
ke Baitullah (=Rumah Allah) dan menjadi tamu Allah Yang Maha
Segala-galanya.Untuk benar-benar menjadi tamu Allah,dibutuhkan persiapan dan
perbekalan yang menjadi keridhaan Allah,Shahibul Bait.Apa persiapan dan
perbekalan yang dimaksud?Tulisan ini akan menguraikannya dengan singkat,yang
diawali dengan pembahasan tentang panggilan haji.
Panggilan Haji
Panggilan haji dimulai dengan perintah Allah dalam al Quran (al
Hajj:27),”wa adzdzin finnasi bil hajji”
(=Kumandang panggilan kepada manusia untuk melaksanakan haji).Perintah Allah
ini
ditujukan kepada Nabi Ibrahim
a.s.Ini berarti,panggilan untuk berhaji sudah dikumandangkan sejak zaman Nabi
Ibrahim a.s.Sampai sekarang pun,manusia sudah mengetahui tentang panggilan
tersebut.Bagaimana manusia menyikapi panggilan tersebut?
Penulis yakin semua manusia ingin memenuhi
panggilan tersebut.Ada yang ingin memenuhinya dan mampu sehingga bisa melaksanakannya.Ada
yang ingin memenuhinya dan mampu,tetapi ada aral melintang sehingga belum bisa
melaksanakannya.Ada pula yang mampu untuk melaksanakannya,tetapi hasrat untuk
berhaji belum tergerak.Begitu pula ada yang berhasrat untuk
melaksanakannya.tetapi belum ada kemampuan untuk itu.
Orang yang sudah mampu melaksanakan dan
akan segera memenuhi panggilan Allah ar Rahmaan,senantiasa berkata ,yang
disertai kata hati,”Labaikallahummalabaik”
(=Kuperkenankan panggilan-Mu ya Allah,kuperkenankan panggilan-Mu).Ucapan ini
akan menjadi motivasi bagi calon jamaah haji untuk senantiasa menata niat dan
menyempurnakan perbekalannya.
Persiapan Haji
Sebelum berangkat ke tanah suci,calon
jamaah haji hendaknya melakukan persiapan,baik fisik maupun psikhis.Persiapan fisik
mencakup ketahanan dan kesehatan
tubuh.Ketahanan dapat diraih dengan berolah raga secara teratur dan dengan
makan makanan yang mengandung gizi
seimbang.Kesehatan tubuh dapat dicapai dengan menjaga ketahanan tubuh
dan pemeriksaan kesehatan secara berkala.Di samping itu,calon jamaah haji perlu
mengikuti penyuluhan kesehatan dari ahli medis terutama tentang persiapan diri
untuk menghadapi cuaca ekstrem di tanah suci.
Persiapan psikhis atau batin dilakukan
dengan ,menata ulang niat melaksanakan ibadah haji yaitu niat haji untuk meraih
ridha Allah semata,bukan karena motivasi gengsi atau status sosial-ekonomi yang
didapat dari manusia lain,sebagaimana perintah Allah (Q.S.al Baqarah:196),”Wa atimmul hajja wal ‘umrah lillahi”
(=Dan sempurnakan haji dan umrah karena Allah semata).Banyak godaan yang akan
menerpa calon jamaah haji baik berupa sanjungan maupun celaan dari orang
lain.Oleh karena itu, calon jamaah haji harus tetap teguh pada pendiriannya
bahwa haji dan umrahnya hanya untuk Allah semata.
Tidak kalah pentingnya dari persiapan
batin adalah bertobat sebelum berangkat.Kaitannya dengan dosa kepada
Allah,calon jamaah haji harus banyak beristighfar dan menutupi setiap perbuatan
buruk sebelumnya dengan banyak berbuat kebaikan seperti banyak bersedekah,banyak
berzikir,berdoa,shalat fardhu berjamaah,bertahajud dan minta nasihat dari
orang-orang yang shalih.Sehubungan dengan kesalahan kepada manusia,minta
maaflah kepada mereka sekaligus minta restu agar niat sucinya dapat terlaksana
dengan baik.Persiapan batin yang lain adalah menyelesaikan utang-piutang kepada
orang lain dan amanah apa saja yang mesti harus ditata agar tidak mengganggu
pikiran,seperti pekerjaan,nafkah keluarga yang ditinggalkannya,atau urusan yang
lain.
Perbekalan Haji
Sebagai tamu Allah,calon jamaah haji harus
menyiapkan bekal yang dikehendaki Sang Tuan Rumah,Allah Yang Maha Rahman.Adapun
tentang bekal yang dikehendaki-Nya telah dipesankan lewat al Quran (al
Baqarah:197),”Watazawwaduu fainna khaira
zaadit taqwa” (=Datanglah dengan membawa bekal,maka sesungguhnya
sebaik-baik bekal adalah takwa).Bekal inilah yang akan menentukan pelayanan
‘Tuan Rumah’.Semakin tinggi tingkat takwanya,semakin baik pula pelayanannya.
Untuk mendapatkan bekal takwa,calon
jamaaah haji mengkombinasikan ilmu,iman,dan amal shalih.Ilmu yang didasari
dengan iman akan mampu menaikkan grade manusia di hadapan Allah,seperti telah
difirmankan oleh Allah (al Mujadalah:11),”Yarfa’illahulladziina
amanuu minkum walladziina utul ‘ilma darajaatin” (=Allah akan mengangkat
derajat orang-orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat).Ilmu di sini
kaitannya dengan manasik hajinya ,seperti syarat,rukun,wajib,atau sunah-sunah
haji serta larangan-larangan haji.Dengan ilmu,calon jamaah haji akan lebih
takut kepada Allah,seperti firman Allah (Q.S. Fatir:28),”Innamaa Yakhsyallaha min ‘ibadihil ‘ulamaau” (=Sesungguhnya di
antara hamba-hamba-Nya yang paling takut kepada Allah hanyalah ulama).
Orang yang beriman dan beramal shalih
senantiasa diberi kabar gembira oleh Allah berupa surga.Bukankah upah yang akan
diraih oleh calon jamaah haji dengan haji mabrurnya adalah
surga?Perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan oleh jamaah haji,baik dalam
persiapan,pelaksanaan,maupaun pascahajinya,dengan dasar ilmu dan iman akan
diberi pahala yang besar dan ampunan dari Allah.Itulah bekal minimal ,di
samping bekal-bekal lain yang harus dibawa calon jamaah haji agar bisa
mendapatkan pelayanan prima dari Allah selama menjadi tamu-Nya.
Epilog
Untuk menjadi tamu Allah yang akan
mendapatkan pelayanan yang prima,calon jamaah haji harus melaksanakan persiapan
yang matang dan dengan bekal yang sempurna.Persiapan yang palin utama adalah
penataan niat untuk meraih ridha Allah.Bekal bagi calon jamaah haji yang paling
vital adalah bekal takwa.wallahu a’lam
bisha shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar